Tanggal 25 November sebagai peringatan hari Guru di Indonesia, sebagai ungkapan syukur nikmat menemukan guru guru kehidupanku baik formal maupun non formal, teman teman sepermainanku merupakan guruku juga anak anak didikku sebagai guru kehidupanku juga, Hilmi anak pertama yang penuh inspirasi, Tsabita FA yang luwes guru kesabaranku, si kembar Ave dan Atiq guru pelipurku, dan istri tercinta yang menjadikan guru motivasi perjuangan kehidupan.
simak tulisan ini..............
tulisan Ahmad Arqom , Trustco
" Engkau tidak akan pernah kekurangan orang hebat dalam hidup ini
untuk engkau jadikan cermin ketegaran perjuangannya mengatasi kesulitan
hidup "
Setelah keluarbiasaan penduduk Gaza bertahan hidup
dalam suasana yang sangat tidak mungkin karena diblokade dari seluruh
arah oleh Israel dan dicoba dihancurkan oleh serangan militernya yang
brutal dan biadab, saya menemukan catatan tentang PERJUANGAN BERTAHAN
HIDUP dalam 3 potert kehidupan berikut ini .
Walaupun tidak sehebat penduduk Gaza , tetapi sepotong perjuangan hidupnya layak untuk direnungkan:
Pertama :Bisakah bertahan hidup di kota besar dalam keadaan sebatang kara , padahal usianya sudah mendekati 100 tahun ?
Bisa . Siapakah dia ?
Seorang pemuda menemukan sosok langka itu. Didepan sebuah supermarket
sang pemuda menemukan nenek yang sedang menawarkan sejumlah buah .
Pemuda itu mengajak sang nenek kedalam mobilnya , dan mengajukan
sejumlah pertanyaan . .Nenek itu akhirnya mengaku ketika ditanya mengapa
tangannya sangat kurus sekali ? " "Saya kurang makan nak ,"jawabnya
dengan berlinang airmata
Usia nenek itu hampir 100 tahun
.Sehari hari dia bertahan hidup dengan cara yang unik. Setiap pagi
nenek ini harus pagi pagi ke pasar buah. Dari sejumlah pedagan buah
nenek itu menerima pemberian 2 buah jeruk .
Total dia mendapat
sekitar 10 -20 jeruk . Lalu jeru jeruk itu dibawanya pulang untuk
dibersihkan sebelum akhirnya dijualnya di depan sejumlah perkantoran
dengan harga Rp.1.000.
Terkadang sang nenek pulang dengan masih
membawa pulang sisa jeruk yang sudah agak busuk dan tentu saja tidak
mungkin dijualnya.
Nenek itu hidup dari uang hasil penjualan itu dan menkonsumsi jeruk yang agak busuk itu , yang tidak mungkin dibuangnya.
Jika letih dan lelah ditubuhnya tiba , ia kemudian merebahkan dirinya
disebuah RUMAH KOTAK terbuat dari kardus dan kayu triplek berukuran 2 x 2
meter persegi.
Nenek itu tidak pernah menyerah dengan beratnya kehidupan hingga diusianya yang semakin senja
Kedua : Wanita itu mengaku tidak terbiasa dan tidak punya latar
belakang merawat orang sedari masa kanak kanaknya .Tetapi keadaanlah
yang memaksanya untuk melakukan pekerjaan merawat orang sakit.
Siapa yang sakit ? Suaminya sendiri.
Wanita itu mengaku tentang keadaan suaminya sebagai berikut :
"Dia pria yang sehat .Tidak pernah merokok , dan berlari 8 km
perhari.Dua minggu kemudian , setelah menjalani operasi yang mengancam
jiwa , aku membawa pulang seorang suami yang dadanya pernah dibuka .Yang
beberapa tulang rusuknya yang patah sudah diambil . Dan hampir seluruh
paru parunya dipotong karena ada penyakit didalamnya."
"Aku
tidak mengerti apa tentang penyakit ini , kecuali bahwa ini adalah
penyakit yang sangat buruk .Mau tak mau , sekarang aku menjadi perawat
tanpa punya buku petunjuk "
Wanita itu menakjubkan. Inilah
pengakuannya tentang hari hari melelahkan penuh perjuang merawat suami
tercintanya : " Aku dan suamiku menjalani kehidupan melawan penyakit
yang dideritanya selama 6 tahun .Walaupun aku mungkin tidak selalu
menyukai pekerjaan merawat , aku selalu mencintai pasienku .Suamiku."
Wanita itu terus memberikan kasih sayang , cinta dan kesetiaanny dalam beratnya perjalanan hidup keluarganya
Ketiga : Wanita itu mengaku melepas posisinya bekerja di sebuah
perusahaan , padahal dia secara reguler sudah menerima gaji diatas
Rp.1.500.000 , perbulan disebuah kota kabupaten
Wanita itu
mencoba meretas mewujudkan mimpi baru .Mimpi ideal penuh
pengabdian.Menjadi orang yang berkecimpung didunia pendidikan.
Sebulan pertama setelah wanita itu diterima dan bekerja di sebuah
sekolah SD swasta sebagai tenaga Tata Usaha , dia mengaku berdebar
debar ketika membuka amplop gaji pertamanya .
Dan ketika
dibuka ....ternyata hanya sebesar Rp 240.000 gajinya sebulan .Itu baru
80 % dari total gajinya , karena ia masih menjalani masa percobaan. Jadi
jika utuh gajinya Rp.300.000.
Wanita itu tidak menyerah .Ia
berusaha bisa mendaftar menjadi guru disekola itu. Karena tidak punya
ijazah sebagai guru , ia memilih sambil kuliah mengambil akta mengajar
di sebuah kampus di kota tetangga .
Ia diterima ,tetapi ia
harus membayar uang muka Rp.3.500.000. Padahal gajinya cuma Rp.300.000
perbulan sebagai tenaga Tata Usaha disekolahnya.
Wanita itu
nekat meminjam uang sebesar Rp.3.500.000 dari sekolah tempat dia
bekerja dan meminta memotong separuh gajinya perbulan untuk membayar
secara mencicil hutangnya itu.
Dia kini ia hidup dengan Rp.150.000 perbulan , gaji dari sekolah itu .
Bisakah ? Bisa .Terbukti dia berhasil lulus dan berhak atas IJAZAH MENGAJAR.
Bagaimana ia mengelola hidup .Saya tidak punya cukup informasi
lagi.Tapi sepotong kisa perjuangan hidupnya begitu menginspirasi kita
semua tentang keteguhan , kegigihan ,serta ketinggian cita cita hidup.
Terimakasih ya Allah , satu persatu cermin kehidupan Engkau berikan kepada kami .